Tugas PTI SM2 1 (PT Dirgantara Indonesia)
Perusahaan ini merupakan industri pesawat terbang satu -
satunya di Indonesia dan diPT wilayah Asia Tenggara. PT Dirgantara Indonesia
didirikan pada 26 April 1976 dengan nama PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio
dengan BJ Habibie sebagai Presiden Direkturnya. Tidak hanya memproduksi pesawat
terbang, PT DI juga memproduksi helikopter, senjata, dan menyediakan jasa
pemeliharaan untuk mesin - mesin pesawat. Selain itu PT DI juga menjadi
sub-kontraktor untuk industri pesawat terbang besar di dunia seperti Boeing,
Airbus, Fokker, dan lain – lain.
Untuk merealisasikan usulan tersebut, delegasi JWC Iptek
Iran berkunjung ke PT Dirgantara Indonesia (PT DI) di Bandung pada Rabu, 24
Juli 2013.
Menurut Deputi Menteri Sains, Riset, dan Teknologi Iran
Mohammad Mahdi Nejad Nouri yang menjadi Ketua Delegasi JWC Iran, kerja sama di
bidang riset dan pengembangan pesawat terbang sipil dengan Indonesia sangat
strategis bagi Iran karena saat ini Iran sedang melakukan riset dan pengembangan
pesawat terbang untuk kapasitas 100 dan 150 orang.
"Dengan
berkunjung ke sini, kami ingin mengetahui apa saja aktivitas riset dan
pengembangan di PT DI dan berharap dapat menjalin kerja sama yang lebih
intens,” ujar Mahdi.
Andi Alisjahbana, Direktur Teknologi dan Pengembangan
Rekayasa PT DI yang menyambut delegasi JWC Iran, menyampaikan sejarah dan
aktivitas PT DI. Menurut Andi, kemampuan utama PT DI adalah mengintegrasikan
berbagai teknologi dan komponen menjadi pesawat terbang yang berkualitas.
Beberapa jenis pesawat yang telah diproduksi PT DI adalah
CN235-220, NC-212-200, Helikopter NBO-105, Helikopter BELL-412, dan Helikopter
NAS-332C1. Yang sedang dikembangkan PT DI saat ini adalah pesawat turboprop
untuk kapasitas 80-100 penumpang. “Peluang di kelas turboprop masih terbuka
lebar karena saingan kita yang kuat hanya ATR dan Bombardier,” ujar Andi.
Setelah melakukan diskusi, delegasi JWC Iran diajak
berkunjung ke beberapa fasilitas di PT DI. Sonny S Ibrahim, Manajer Komunikasi
PT DI, memperlihatkan proses produksi beberapa komponen pesawat di fasilitas
Aerostructures.
Menurut
Sonny, fasilitas tersebut memproduksi komponen untuk Airbus
A380/A320/A321/A340/A350, Boeing B-747/B-777/B-787, Eurocopter MK-2
(EC225/EC725), dan Airbus Military CN235/C295/C212-400. “Khusus untuk komponen
bahu pesawat Airbus A380, PT DI dipercaya sebagai single supplier,” ujar Sonny.
Sonny juga mengajak delegasi melihat langsung proses
pembuatan pesawat CN235-220 untuk kapasitas 35-40 penumpang dan NC-212-200
untuk kapasitas 12-26 penumpang. Menurut Sonny, proses pembuatan satu unit
pesawat di PT DI mulai dari material pertama sampai proses delivery membutuhkan
waktu sekitar 14 bulan, dengan kapasitas produksi masing-masing 6 unit untuk
tiap jenis pesawat.
Keunggulan pesawat CN235-220 adalah dapat digunakan untuk
berbagai macam keperluan (multipurpose). “Pesawat ini dapat mendarat di tanah dan dengan
kekuatan mesin penuh, pesawat ini hanya membutuhkan landasan dengan panjang 600
meter untuk take-off,” jelas Sonny.
Delegasi
JWC Iptek Iran sangat terkesan dengan kemampuan PT DI dalam riset,
pengembangan, hingga produksi pesawat. Mereka berharap kerja sama di bidang
teknologi pesawat terbang ini dapat direalisasikan segera. (mwr/ humasristek)
0 komentar: